IDI: Potensi Mutasi HMPV Ada, Tapi Pandemi Masih Jauh
Human metapneumovirus(HMPV) kini tengah jadi sorotan. Namun, para ahli menyatakan bahwa potensi HMPV berkembang menjadi pandemi sangat kecil.
Anggota bidang Penanggulangan Penyakit Menular PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI Erlina Burhan menjelaskan bahwa HMPV bukan virus baru, melainkan virus lama yang telah ditemukan sejak awal 2000-an dan memiliki potensi mutasi, seperti halnya virus lain.
"Potensi mutasi memang ada, virus memang terus bermutasi. Tetapi sebagian besar mutasi justru membuat virus yang baru lebih lemah dibandingkan yang aslinya," kata Erlina dalam konferensi pers yang digelar secara daring, Rabu (8/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
"Bahwa kekhawatiran warganet akan pandemi itu saya kira tidak perlu sampai khawatir sedemikian rupa, ya. Karena kalau kita ingin kembali pada definisi dari pandemi itu, kan, penyakitnya ditemukan dan meningkat di hampir semua benua, serta menjadi masalah kesehatan masyarakat," kata Erlina.
Sejak pertama kali ditemukan pada 2001, HMPV diketahui memiliki dampak kesehatan yang relatif ringan dibandingkan virus-virus lain yang juga mengganggu pernapasan. Selain itu, meski terjadi kenaikan kasus di beberapa negara, jumlahnya tidak signifikan.
"HMPV memang ada kenaikan di bulan Desember, tapi dibandingkan dengan virus-virus lainnya, itu paling bawah dia. Jadi kemungkinan pandemi, saya kira enggak ada ya," kata dia.
Meski risiko pandemi kecil, masyarakat tetap disarankan untuk menjaga protokol kesehatan, terutama pada kelompok berisiko tinggi seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan penyakit kronis.
Pemakaian masker di tempat ramai, mencuci tangan secara teratur, dan menjaga kebersihan lingkungan adalah langkah preventif yang sederhana namun efektif.
"Yang paling penting itu tetap patuhi protokol kesehatan. Pakai masker, cuci tangan. Ini, kan, sudah dilakukan saat Covid-19, jadi saya kira semua bisa melakukan itu lagi," katanya.
(责任编辑:娱乐)
- ·Anies Beberkan Kriteria Menteri Kabinet Anies Baswedan
- ·P2G: Kasus Sanksi Disertasi Bahlil Memalukan, UI Kehilangan Independensinya
- ·Susun Regulasi Wisata Edukasi, Kemenpar Fokus pada Keselamatan dan Manfaat
- ·Sering Pikun? Bisa Jadi Anda Kekurangan Vitamin Ini
- ·Ichwan Zayadi Resmi Gantikan Lulung
- ·FOTO: Menikmati Keindahan Bunga Sakura Mekar di Jerman
- ·Bukan Sembarang Menu Lebaran, Ini Makna Filosofis Ketupat
- ·Terbaru April 2025, Daftar 73 Negara Bebas Visa untuk Paspor Indonesia
- ·DPR Nilai Pengajuan Dana Hibah Sampah Berlebihan
- ·Regulasi Baru Polri Soal Jurnalis Asing, Dewan Pers Tak Dilibatkan: Bertentangan dengan UU Pers
- ·Kuil Suci di Jepang Dicoret
- ·Chery TIGGO 8 CH Dijual Seharga Rp499 Juta
- ·THR CAIR! Saldo Dana Bansos Maret 2025 Tahap II Dipercepat Masuk Rekening, Cek Besarannya
- ·Mayapada Healthcare Perdalam Kemitraan dengan Apollo Hospitals India
- ·VIDEO: Perusahaan Jerman Ciptakan Bir yang Terbuat dari Air Limbah
- ·Octa Raih Gelar Broker Paling Inovatif 2025 dari FXDailyInfo
- ·Konsumsi Masyarakat Meningkat Saat Ramadan, Ekonom Soroti Peran THR
- ·Terkuak Fakta Terbaru Dugaan Kekerasan Seksual Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar
- ·Terima Mandat Soal Wagub DKI, M Taufik Senyum
- ·P2G: Kasus Sanksi Disertasi Bahlil Memalukan, UI Kehilangan Independensinya