Rayakan Hari Lahir Bung Karno, Hasto Kristiyanto Sebut Kondisi Indonesia Masih Jauh Dari Cita
JAKARTA,quickq最新版本苹果 DISWAY.ID--Sekretaris Jendral (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menyebutkan, kondisi Indonesia saat ini masih jauh dari cita-cita Soekarno.
Dia mengatakan hal tersebut dikarenakan saat ini tingkat kemiskinan di Indonesia masih tergolong tinggi. Sedangkan bapak proklamator Indonesia sendiri menginginkan untuk tidak ada kemiskinan di Bumi Indonesia.
BACA JUGA:5 Hotel Terdekat dari Bandara Soekarno-Hatta, Tarif per Malam Ada yang Nggak Sampai Rp200 Ribu!
BACA JUGA:BPH Migas Pastikan Ketersediaan Avtur di Bandara Soekarno-Hatta Aman Saat Arus Balik Mudik Lebaran 2024
“Konstruksi pemikiran Bung Karno yang berakar dari falsafah pembebasan petani, nelayan dan buruh serta seluruh lapisan masyarakat yang terjajah hidupnya semakin ditinggalkan," ujar Hasto Kristiyanto dalam acara peringatan Hari Lahir Bung Karno di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis, 6 Juni 2024.
"Rakyat hanya diperlakukan sebagai obyek elektoral melalui bansos, sementara tambang yang seharusnya dikuasai negara dibagi-bagi konsesinya dengan misi populis-elektoral," sambungnya.
BACA JUGA:H+3 Lebaran 2024, Penumpang di Bandara Soekarno Hatta Mencapai 129.452 Orang
BACA JUGA:Puncak Arus Balik di Bandara Soekarno-Hatta, Menhub Prediksi Terjadi Pada H+5 Lebaran 2024
Adapun dalam perspektif global, kata Hasto Kristiyanto, pemikiran Bung Karno tentang gagasan struktur dunia yang demokratis merupakan jawaban atas struktur dunia yang dianggap anarkis dengan berbagai pertarungan geopolitik yang terjadi saat ini.
Hal itu dikarenakan Bung Karno mempunyai pemikiran yang selalu mengedepankan kemanusiaan, persaudaraan dunia, keadilan, koeksistensi damai, dan kesetaraan setiap negara dalam keanggotaan PBB.
BACA JUGA:Situasi Terkini di Bandara Soekarno-Hatta Jelang H-3 Lebaran 2024
BACA JUGA:Bandara Soekarno-Hatta Masih Normal Jelang H-6 Lebaran
Namun, upaya progresif yang dilakukan oleh Bung Karno untuk Indonesia harus terhalang oleh kekuasaan dan nepotisme yang belakangan ini ramai dibicarakan dikalangan masyarakat.
"Sayang sekali, upaya progresif untuk mempercepat kemajuan bangsa yang bertumpu pada kualitas manusia Indonesia, supremasi hukum, dan sistem meritokrasi yang handal, terganjal oleh ambisi kekuasaan dan penyakit nepotisme yang justru diawali dari puncak kekuasaan," imbuhnya.
- 1
- 2
- »
(责任编辑:休闲)
- Senator dari Papua Barat Daya Angkat Bicara soal Kerusakan Lingkungan di Raja Ampat
- Soto Ayam Masuk Daftar 20 Sup Terbaik di Dunia Versi CNN
- Penggila Kopi Wajib Simak, Ini 5 Bahaya Minum Kopi Setiap Hari
- Viral Perjalanan Bekasi
- BP Tapera Sebut Iuran Tapera Bisa Diambil Jika Peserta Resign atau Kena PHK
- IDI Akan Revisi Kode Etik dan Sumpah Dokter Indonesia
- Catat, 5 Diet Ini Disebut Paling Ampuh untuk Turunkan Berat Badan
- FOTO: Instalasi Dunia Sihir Jadi Spot Instagramable di Plaza Senayan
- Kapolda Dorong Legislator Rizki Faisal Jadikan Kepri Sebagai Pusat Event Otomotif di Indonesia
- Polisi Tangkap Tiga Mafia Pengaturan Skor
- Alasan Mengiris Bawang Merah Bikin Orang Menangis
- Daebak! Karena Corona, Sampah Ibu Kota Susut 620 Ton Per Hari
- Gordon Ramsay Sambut Kelahiran Anak Keenam
- Jangan Sepelekan Haid Deras, Bisa Jadi Petunjuk Tumor Kandungan
- Trump Bakal Hadirkan Tarif Terpisah untuk Smartphone, Komputer, dan Chip Semikonduktor
- Nurmansjah Kalah, PKS: Di tengah Corona Anggota Dewan Hadir 100 Persen, Silahkan Nilai Sendiri
- Setop Oversharing, 7 Hal Ini Sebaiknya Tak Jadi Bahan Curhat
- Jejak Victoria Kjaer, Advokat Jadi Miss Universe Pertama Asal Denmark
- Menko PMK Sebut Anggaran Makan Siang Gratis Akan Disesuaikan Tiap Daerah
- Selundupkan Kokain Murni, Steve Emmanuel Terancam Hukuman Mati