Program Intelijen Mata
Pemerintahan Trump menutup program kontroversial yang menggunakan marsekal udara Amerika Serikat (AS) yang menyamar dalam penerbangan untuk mengawasi penumpang.
Buntut skandal ini, sudah ada pejabat yang dicopot dan diminta pbertanggungjawaban ke Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard.
Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Kristi Noem mendesak dilakukannya penyelidikan atas program tersebut. Departemen Keamanan Dalam Negeri (Department of Homeland Security/DHS) AS mengatakan bahwa program ini membebani para pembayar pajak sebesar 200 juta dolar AS per tahun dan dianggap gagal menghentikan satu pun serangan teroris.
Dalam sebuah rapat baru-baru ini, para pejabat pemerintahan Trump mengonfrontasi kepemimpinan Administrasi Keamanan Transportasi AS atas apa yang mereka katakan sebagai penggunaan program Quiet Skies yang bermotif politik di bawah pemerintahan Biden, sebut laporan The Wall Street Journal pada Jumat (6/6) tentang penutupan program itu.
"Pertentangan soal Quiet Skies, sebuah program yang telah lama menjadi perhatian para pendukung kebebasan sipil, merupakan contoh terbaru dari pemerintahan Trump yang menuduh para pejabat karier menggunakan politik sebagai senjata," tulis laporan The Wall Street Journal.
Program Quiet Skies diluncurkan pada 2010, dan keberadaannya pertama kali diungkap oleh Boston Globe pada 2018.
Dalam program ini, marsekal udara AS yang menyamar melakukan perjalanan dalam penerbangan dengan individu-individu yang dipantau oleh program tersebut. Xi
(责任编辑:热点)
- Dalami Dugaan Korupsi Wali Kota Semarang, KPK Periksa Eks Anggota DPRD Kota Semarang
- quickq加速器官方
- 加速器quickq
- quickq.apk
- Jaga Kestabilan Ekonomi, Menko Airlangga Tekankan Pentingnya Jaga Daya Beli
- quickq加速器官网
- quickq官方入口
- quickq 加速器
- 7 Tempat Wisata Rohani Kristen di Jakarta untuk Merayakan Natal
- quickq
- quickq手机版官网
- quickq加速器安卓版下载
- Profil dan Biodata Silfester Matutina, Relawan Jokowi yang Viral Ngamuk ke Rocky Gerung
- QuickQ会被发现吗